ANTARA PERENCANAAN DENGAN TEKNOLOGI

ANTARA PERENCANAAN DENGAN TEKNOLOGI

β€œTeknologi adalah pembeda generasi. Tinggal diputuskan saja kita mau jadi generasi yang mana.” ujar Nursakti Adhi Pratomoatmojo ST MSc. Sakti, sapaan terhadap beliau, adalah dosen pengajar mata kuliah Komputasi dan Perencanaan dalam lingkup departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS Surabaya.
Pria asal Surabaya yang lahir pada 21 Oktober 1984 ini adalah penemu software perencanaan yang telah digunakan pada 10 negara, yakni Land Use Simulator atau LanduseSim. LanduseSim adalah aplikasi yang memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan kota melalui simulasi spasial. menggunakan trend dan target oriented. Aplikasi yang revolusioner dalam bidang perencanaan ini telah berhasil meraih berbagai penghargaan, salah satunya adalah peraih juara pertama kompetisi inovasi produk yang dihelat oleh Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha (BPPU) ITS, dan juga mendapat dana program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPBT) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Selain itu, aplikasi ini juga dimasukkan menjadi hak paten setahun setelah pembuatannya pada 2014, yang finalnya diprediksi akan terjadi pada tahun ini.
Aplikasi tersebut mulai digunakan di beberapa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), dan digunakan oleh beberapa negara, seperti Pakistan, Jepang, Irlandia, Argentina, Jerman, Meksiko, Thailand, Mesir, Belanda, dan tentunya Indonesia. Selain itu, Sakti juga menemukan software Transport Network Simulator atau TranetSim, aplikasi peta jaringan khusus untuk transportasi, yang menurut beliau penggunaannya lebih mengarah pada mahasiswa. Hingga saat ini, beliau masih terus membuat dan mengembangkan aplikasi-aplikasi baru dalam dunia perencanaan.
Dalam proses pembuatan karya-karyanya, alumnus sarjana PWK ITS tahun 2002 ini menanamkan sikap pantang menyerah pada dirinya karena beliau mengalami banyak tantangan keilmuan yang harus dihadapi. Kesulitan pencarian referensi justru mendorong beliau untuk mencarinya ke daerah lain. Sakti sempat mengambil program magister pada Geografi UGM tahun 2010, dan bekerja pada Japan International Cooperation Agency (JICA) di tahun 2009-2010. Beliau juga mempelajari coding secara otodidak sebelum penemuan software LanduseSim tiga sampai empat bulan setelahnya.
Dalam zaman digital ini, Sakti mengungkapkan bahwa teknologi di bidang perencanaan dalam lingkup makro maupun mikro akan membutuhkan komputasi. Skill perencana dituntut semakin tinggi dan kebutuhan planner yang menguasai teknologi akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tuntutan masyarakat sedangkan waktu perencanaan bagi planner relatif singkat. Sehingga, harus ada efisiensi dan efektivitas dalam proses perencanaan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu, beliau mengharapkan mahasiswa agar dapat menguasai teknologi dan memiliki kemauan belajar secara mandiri untuk investasi ilmu. Beliau juga berharap agar mahasiswa terus meningkatkan diri dengan berlatih meskipun dimulai dari hal yang kecil, dan juga menyerap kesempatan belajar yang terbuka lebar dengan teknologi. (vi/arv)

HMPL

Admin HMPL ITS

Tinggalkan Balasan