PRIMA: KALAH PUN MASIH NIKMAT!

PRIMA: KALAH PUN MASIH NIKMAT!

“Kalah pun masih nikmat”, ujar peraih medali PIMNAS 29 saat menceritakan pengalaman kekalahannya pada lomba maket nasional Unissula 2018. Bagi yang belum mengenalnya, laki-laki bernama lengkap Prima Tama Setyasa (22 tahun) terkesan cuek dan kaku. Namun saat berbincang mengenai pengalaman menulisnya, waktu terasa begitu singkat.
Saat ditemui Tim Redaksi Urplanmagazine (20/3), lelaki yang akrab dipanggil Prima ini bercerita sambil memenuhi persyaratan program Beasiswa Aktivis Nusantara. Dalam hal S2, KTH Royal Institute of Technology yang berada di Swedia adalah impiannya. Prima berambisi untuk bekerja sebagai konsultan perencana segera setelah lulus dari S1 PWK ITS yang diharapkan terwujud pada september mendatang. Selain bergelut di dunia menulis, pria penyuka musik pop-jazz ini sedang mencoba terjun ke dunia entrepreneurship, dimulai dengan donat dan kedepannya akan membuka usaha penyewaan alat-alat outdoor seperti hiking dan camping.
Sejak mengikuti OKKBK dan PKTI, Prima seakan tertarik oleh gravitasi dunia menulis. Menurutnya, seseorang yang produktif adalah yang mengisi waktunya sebanyak mungkin dengan hal yang positif. Ia memulai langkah menulisnya di perkuliahan dengan kegagalan pada karya tulis keilmiahan PKM GT yang berjudul Vedofil (River Double Filter). “Tahun pertama adalah masa dimana kamu mengumpulkan sebanyak mungkin pelajaran, dimana bagi sebagian manusia pelajaran identik dengan kekalahan. Karena hal yang bisa jadi tidak dapat ditemui pada kemenangan adalah outcomemental juara berupa kemampuan menerima kekalahan”, Prima menyampaikan pendapatnya yang begitu menggugah.
Setelah melalui proses panjang, Lelaki kelahiran Sidoarjo ini akhirnya mencapai prestasi gemilang di tahun kedua masa perkuliahannya pada ajang bergengsi PIMNAS ke-29 melalui karya PKM GT. Tim Prima dengan medali emasnya menggagas konsep kawasan industri yang bersahabat dengan lingkungan dalam kota sehingga menghasilkan zero waste. Mereka juga menyabet medali perak pada kategori poster. Setelah peristiwa itu, Prima menjadi semakin menekuni dunia menulis hingga menjadi trainer keilmiahan ITS untuk menyebarkan ilmu dan motivasinya kepada mahasiswa lain.
Pemilik motto “I can, I will” mengajarkan kita bagaimana pentingnya belajar untuk bersyukur dan menerima kegagalan. Dengan rasa cintanya terhadap dunia menulis dan sikap pantang menyerahnya, ia mampu menjadi aset kebanggaan ITS. Prima, sang pecinta riset mengatakan “Setiap manusia pasti memiliki ide, dan keilmiahan mewadahi ide untuk untuk tertuang dan terwujud.”(al/ba)

Tinggalkan Balasan