Covid-19 Bukan Sekedar Virus Biologis, Namun Juga Virus Psikologis

Covid-19 Bukan Sekedar Virus Biologis, Namun Juga Virus Psikologis

Situasi darurat global akibat pandemi Covid-19 ini membuat banyak informasi tidak akurat beredar. Tercatat sudah ratusan ribu berita bohong (Hoax) yang tercatat pada situs resmi Gugus Tugas Percepatan Covid-19 sejak diluncurkan pertama kali pada 19 Maret 2020, hanya berselang 3 bulan saja, pada pertengahan Juni 2020 tercatat ada 137.829 hoax terkait virus Covid-19 yang tercatat beredar secara luas di masyarakat, ini menunjukkan betapa berbahayanya virus Covid-19 ini yang selain dapat menjangkiti masyarakat secara biologis, namun juga membuat masyarakat menjadi rentan secara psikologis dan mudah sekali diperdaya oleh oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari keadaan seperti saat ini.

Pada masa-masa dimana informasi dapat beredar dengan cepat dan luas seperti ini, sangat diperlukan kerjasama berbagai pihak dalam melewati masa sulit ini, khususnya masyarakat sebagai pelaku utama dalam penanganan Covid-19. Oleh karena itu seharusnya masyarakat mendapat filter berita dan akses informasi akurat yang sudah tersedia di laman resmi Gugus Tugas Percepatan Covid-19 yang berisi konten edukasi dan Hoax Buster untuk memvalidasi berita yang beredar di masyarakat.

Berita bohong (hoax) yang beredar di masyarakat jumlahnya sangat mengkhawatirkan, khususnya bagi orang-orang yang mempunyai kecemasan/ketakutan berlebihan terhadap situasi pandemi ini, yang menjadikan mereka rentan termakan informasi palsu yang beredar, akibatnya bermacam-macam, masyarakat dapat menjadi resah, salahpaham terkait informasi Covid-19, juga dapat menjadi korban ujaran kebencian.

Hoax terkait Covid-19 sama berbahayanya dengan Covid-19 itu sendiri, karena hoax dapat membunuh, ya, membunuh karakter manusia, hoax berisi informasi kurang akurat yang disusupi tujuan tertentu didalamnya, informasi yang ada didalamnya juga merupakan hasil manipulasi dan kecurangan oleh manusia atau sekelompok tertentu, dikemas dengan kalimat-kalimat manipulatif yang memang disasarkan kepada pembaca yang kurang aware terhadap pentingnya literasi. Hal ini tanpa disadari dapat membuat korban-korban hoax mempunyai mental pemahaman hoax, gampang terikat oleh berita bohong dan mudah termakan hoax-hoax yang lain. Selain membunuh karakter, hoax juga dapat menjadi pemicu untuk membunuh manusia, secara literal. Perilaku manusia didasari oleh hal-hal yang diyakininya, oleh karena itu jika manusia meyakini informasi yang salah dan melakukan kesalahan juga maka akan berdampak pada dirinya juga masyarakat, tidak terkecuali kematian.

            Selain dapat membunuh, hoax juga dapat memicu kepanikan publik, cara paling mudah menggerakkan opini publik pada abad 21 adalah dengan menyebar hoax, karena menurut riset, 80% pengguna internet adalah kaum milenial, dimana kaum-kaum ini jika tidak diedukasi dengan tepat bisa saja termakan misinformasi, pada suatu riset yang diadakan oleh suatu situs, manusia dapat dengan mudah mempercayai suatu berita meskipun itu adalah berita bohong asalkan berita tersebut menyediakan informasi-informasi terkait penjelasan suatu berita itu sendiri, dengan kata lain, semakin lengkap informasi yang dipaparkan pada hoax, maka hoax itu semakin terlihat terpercaya.

            Sudah seharusnya netizen atau warganet lebih berhati-hati dalam menyikapi berita bohong, tampaknya, virus biologis ini selain menyebarkan penyakit namun juga menyebarkan kecemasan, ketakutan, dan menghilangkan kesadaran sosial khususnya bagi kreator berita bohong yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah sudah menyediakan layanan informasi satu pintu yang berfungsi untuk menjadi saringan bagi konsumsi berita masyarakat terkait virus Covid-19 ini, guna bersama melawan Covid-19 ini di masa sulit, semoga kita semua terhindarkan dari virus ini beserta hoax-nya.

Tinggalkan Balasan