COVID-19 dan Finansial keluarga : Ketakutan yang Berubah Arahnya
Ilustrasi aktivitas pekerjaan masyarakat dikala pandemi COVID-19 (Sumber gambar : Mojok.co)

COVID-19 dan Finansial keluarga : Ketakutan yang Berubah Arahnya

Sudah 7 bulan lamanya sejak pertama kali Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang telah melanglang buana ke berbagai negeri, akhirnya menginjakkan kakinya di Indonesia. Per tanggal 12 September 2020 (data Worldometers), sebanyak 201.940 orang Indonesia telah “dikunjunginya”, baik mereka yang bergejala maupun tidak.

Bak bola salju yang terus menggelinding, COVID-19 telah jelas berdampak tidak hanya ke ranah kesehatan, tetapi juga ke ranah lain, seperti ekonomi. Berkurangnya produktivitas, pekerjaan yang terbatas, terhambatnya mobilitas, aturan berbau komoditas, sampai “nahkoda negara” tanpa prioritas yang kian memperpelik realitas.

Dilansir dari survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), 71% masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk ketika pandemi COVID-19 melanda dan hanya 19% dari total responden yang menyatakan bahwa pendapatan mereka tidak terganggu.

Lantas, apa yang terjadi ? Dengan berbagai problematika finansial tersebut, tidak sedikit dari masyarakat kita yang pada akhirnya lebih khawatir tentang bagaimana cara menjaga api di dapur tetap menyala ketimbang melindungi diri dari musuh yang fisiknya tak kasat mata ini. Niat ingin berdiam dirumah dan memproteksi diri dikalahkan oleh tangisan anaknya yang meminta susu.

Menurut tutur pituturnya WHO, pandemi COVID-19 baru akan berakhir dalam kurun waktu sekitar 2 tahun lagi. Oleh sebab itu, kita pun memerlukan strategi serta langkah-langkah taktis dalam menyikapinya agar bisa bertahan di kondisi ini.

Mulai sekarang, giatlah menabung sebagai ancang-ancang dana darurat apabila kondisi ini tak kunjung usai. Biasakan memasak makanan sendiri daripada memesan diluar demi menghemat pengeluaran harian. Tundalah pemenuhan kebutuhan non-primer lainnya seperti fashion dan liburan. Ingin tetap memaksa walau tabungan sekarat ? Mana sempat keburu beras habis.

Jikalau bisa, kalian harus berusaha mempunyai sumber pemasukan finansial sekunder, seperti pekerjaan sampingan dan investasi. Punya istri yang jago masak ? Jual masakannya. Jago Photoshop ? Bukalah jasa desain. Ada Wifi dirumah ? Yuk jadi reseller toko daring. Intinya adalah, manfaatkan apa yang ada sebaik dan semaksimal mungkin.

Bijaklah dalam mengatur segala hal di masa pandemi ini. Menyesuaikan segala hal tehadap siatuasi tak terduga adalah solusi terbaik di masa ini. Ingatlah selalu perkataan Clint Eastwood di film Heartbreak Ridge : Improvise, Adapt, Overcome !

Tinggalkan Balasan