Madia Informasi Menunggangi Pola Pikir Masyarakat di Masa Pandemi

Madia Informasi Menunggangi Pola Pikir Masyarakat di Masa Pandemi

Adanya keterbatasan ruang untuk berinteraksi secara tatap muka di masa pandemi Covid-19, membuat masyarakat beralih ke dunia maya untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai penyebaran Covid-19. Karena dilakukan secara terus-menerus, aktivitas tersebut menjadi suatu kebiasaan yang dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan pola pikir masyarakat terhadap informasi-informasi online yang dibacanya. Mengapa bisa demikian?

Jadi orang yang mendapatkan informasi dari media sosial, akan menafsirkan informasi tersebut apakah masuk akal menurut dirinya apa tidak. Jika masuk akal, maka ia akan menerima, mengolah, dan bahkan meyakini informasi tersebut hingga akhirnya mengubah pola pikirnya.

Perubahan pola pikir akibat informasi dari media sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan dilatar belakangi oleh cara mengolah informasi yang di dapatkan. Apakah langsung percaya atau berusaha mencari berita lain? Jika langsung percaya dan cepat menyimpulkan, maka pola pikir akan berubah saat itu juga. Tetapi jika berusaha mencari berita lain dengan topik yang sama, serta berusaha mencari kebenaran dari berita tersebut, maka pola pikir akan berubah jika dirasa memang masuk akal dengan dirinya.

Terdapat dua arah dalam perubahan pola pikir, yakni perubahan ke arah reformatif dan perubahan ke arah deformatif. Perubahan reformatif adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Contohnya adalah yang dulunya tidak peduli protokol kesehatan, setelah membaca suatu informasi di media sosial dan dirasa masuk akal oleh dirinya, lalu ia berubah menjadi sangat patuh terhadap protokol kesehatan bahkan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk melakukan hal yang sama. Sedangkan perubahan deformatif adalah perubahan menuju hal yang buruk. Contohnya adalah setelah membaca berita di media sosial, yang awalnya percaya dengan tenaga medis menjadi tidak percaya karena isu-isu miring yang menyebutkan bahwa tenaga medis mengambil keuntungan di tengah tingginya angka penderita Covid-19.

Untuk mencegah terjadinya perubahan pola pikir ke arah yang negatif, maka diperlukan kemampuan untuk berpikir kritis dan usaha mencari tau kebenaran dari segala jenis informasi yang tersebar di media sosial apalagi di masa pandemi seperti ini. Sehingga kita bisa terhindar dari informasi-informasi yang belum terbukti kebenarannya.

Tinggalkan Balasan