Melawan Opini Dengan Fakta, Penebusan Dosa Media Saat Pandemi
Ilustrasi Media Informasi (Sumber: blog pagefreezer)

Melawan Opini Dengan Fakta, Penebusan Dosa Media Saat Pandemi

Media informasi (Medfo) dapat dikatakan adalah ujung tombak dalam hal penyebaran informasi dan pesan untuk khalayak umum. Hal tersebut dikarenakan media umumnya selalu menjadi sumber informasi yang accessible bagi masyarakat. Terlebih dengan adanya digitalisasi yang menyebabkan informasi kian mudah didapat hanya dengan usapan jari. Namun, dalam situasi pandemi sekarang, peran media menjadi sangat vital untuk menyebarkan informasi yang benar dan up to date terkait situasi terkini pandemi Covid-19.

Kepala Departemen Media dan Informasi (Medfo) HMPL ITS, Gita Rama Mahardhika, membagikan pandangannya mengenai permasalahan tersebut. Menurutnya, media sebagai sumber informasi yang paling mudah dijangkau oleh khalayak umum, memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran untuk kebaikan kehidupan masyarakat. “Media itu berperan sebagai alat terefektif dalam membentuk pola pikir masyarakat,” lanjutnya.

Mahasiswa asal Kudus ini mengatakan, jika terdapat media yang menyebarkan informasi tidak benar, maka dampaknya akan sangat masif sehingga menimbulkan miskonsepsi. Rama mencontohkan, akhir-akhir ini kita melihat fenomena media atau publik figur Indonesia yang menyebarkan informasi tidak benar mengenai Covid-19. “Munculnya berita-berita yang menggiring opini seperti itu seringkali menciptakan kegaduhan di masyarakat,” jelas Rama.

Dirinya yakin, sebuah pesan atau berita bisa mempengaruhi pikiran orang, karena pada dasarnya orang dapat terpengaruh lewat bahasa, dan informasi tentu disampaikan melalui bahasa. Sekarang saja, Rama prihatin akan banyaknya berita mengenai pandemi Covid-19 yang didominasi oleh opini penulis yang tidak berdasar, sehingga menurunkan minat vaksinasi masyarakat Indonesia.

Menyikapi hal tersebut, Rama mengungkapkan, cara untuk melawan informasi yang salah adalah dengan membantahnya menggunakan informasi yang benar. Disinilah media yang sebenarnya akan berperan, yaitu media yang independen dan reliable yang selalu membagikan informasi bermanfaat, sehingga pola pikir masyarakat menjadi lebih kritis. “Dengan kreativitas yang dilatarbelakangi studi perilaku manusia, medfo berpotensi menjadi penyalur konten-konten yang edukatif,” imbuhnya.

Sebagai pemimpin organisasi media di lingkungan kampus, Rama juga menerapkan metode ini untuk menyebarkan berita dan informasi bermanfaat guna menghadapi pandemi Covid-19 di lingkungan kampus ITS, terutama di lingkungan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota. “Departemen medfo memanfaatkan kegiatan Basic Media Schooling (BMS) sebagai salah satu tools untuk menghasilkan konten mengenai Covid-19 melalui KPP-nya,” terang Rama.

Mengakhiri wawancara, Rama berpesan agar mahasiswa tidak menggunakan hak kebebasan berpendapat yang dimilikinya untuk menyebarkan informasi yang tidak benar, apalagi membuat kegaduhan. Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, mahasiswa berperan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. “Sehingga narasi “freedom of speech” yang menjamur dan memperburuk kondisi negeri ini dapat diluruskan,” pungkasnya.

Ferdian Wibowo

NRP 5015201057

Angkatan 2020

Tinggalkan Balasan