“New Sandwich Generation” Bertahan dalam Masa Pandemi

“New Sandwich Generation” Bertahan dalam Masa Pandemi

Generasi sandwich merupakan sebuah istilah bagi generasi yang terhimpit secara finansial untuk mencukupi kebutuhan pihak atas dan pihak bawah, dan bukan hanya dirinya saja. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy Miller pada 1981. COVID-19 membuat pengeluaran menjadi lebih besar daripada pendapatan. Karena banyak kebutuhan ‘ekstra’ sedangkan pendapatan berkurang karena adanya potongan gaji selama pandemi.

Wabah pandemi yang berujung pada tantangan ekonomi global menjadikan fenomena “generasi sandwich” semakin meluas. Hal ini karena PSBB, perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan terjadi serentak.

Menurut data, hampir 68% kalangan muda terjerat lingkaran sandwich mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi dan 25% di antaranya harus menjual sebagian besar asetnya untuk tetap bertahan hidup dan menopang keluarganya.

Beradaptasi di tengah masa pandemi bukanlah hal mustahil dilakukan. Apalagi milenial adalah generasi yang akrab dengan dinamika global, tentu saja ada kemungkinan untuk bertahan dalam menghadapi krisis ini.

Riset menemukan bahwa milenial Indonesia mempunyai pikiran yang terbuka, menjunjung tinggi kebebasan, kritis dan berani. Namun, jika milenial gagal dalam jeratan generasi sandwich ini, maka mereka akan jadi generasi yang terancam menjadi miskin.

Untuk itu manajemen keuangan diperlukan untuk menyelamatkan generasi berikutnya. Salah satunya adalah menghitung pengeluaran bulanan dengan metode 50/20/30 yakni 50% untuk kebutuhan, 20% untuk tabungan, dan 30% untuk keinginan.

Tinggalkan Balasan