Jakarta Perlu Meniru! Penanganan Banjir Surabaya Terbilang Sukses!

Jakarta Perlu Meniru! Penanganan Banjir Surabaya Terbilang Sukses!

Banjir merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada kota besar, terutama pada Jakarta dan Surabaya. Namun dewasa ini, pemkot Surabaya terbilang sukses dalam menangani banjir, dilansir dari kumparan.com pada sepuluh tahun terakhir terjadi penurunan kawasan banjir hingga 48%. Pada awal kepemimpinan Bu Risma banjir yang menggenang di Surabaya mencapai 50% kawasan di Surabaya, namun sekarang hanya tinggal 2 persen daerah di Surabaya yang masih mengalami banjir.

Beberapa strategi dan kebijakan diterapkan sebagai solusi menghadapi banjir ini. Walaupun terdapat keterbatasan dana, karena adanya perhitungan dan perencanaan yang tepat dalam pembangunan infrastruktur pencegah banjir, hal tersebut tetap terbukti efektif (detik.com).

Pada perencanaanya, terdapat beberapa infrastruktur yang mulai dibangun. Infrastukrur yang pertama adalah rumah pompa, Kepala Dinas PU Binamarga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan, Pemkot Surabaya memiliki 59 rumah pompa yang telah dibangun dan difungsikan terutama pada saat hujan mengguyur Surabaya, sehingga genangan air cepat menyurut. Jumlah pompa yang dimilikipun cukup banyak, setiap rumah pompa memiliki 5-8 pompa. Jadi total pompa yang dipergunakan untuk menyerap air sebanyak 204 (tercatat pada januari 2020). Selain jumlah pompa yang banyak dan diletakkab dibeberapa titik, setiap rumah pompa juga dilengkapi dengan genset, jadi penyedotan air tidak terganggu jika terjadi pemadaman listrik, sejumlah 111 genset disebar pada rumah-rumah pompa.

Kemudian infrastruktur yang kedua adalah pembangunan bozem. Bozem yang direncanakan untuk dibangun pada tahun 2019 sebanyak 7 bozem yang proyek pengerjaannya sedang berjalan. Dengan adanya rencana tersebut jumlah bozem yang ada di Surabaya sejumlah 72 yang dapat menampug volume air sebanyak 6.64.889 meter kubik. Kendala yang ditemukan pada awal proyek pembangunan bozem ini adlah pembebsan lahan warga dibeberapa titik karena warga tidak setuju, namun seiring berjalannya waktu dengan bukti keefektifan bozem ini dalam menangani banjir, saat ini beberapa warga mengusulkan pembangunan bozem di wilayahnya. Pembangunan bozem ini dapat dilakukan dengan cepat karena tanpa melalui proses lelang, yang artinya proyeknya sendiri diakukan secara swaloka oleh pemkot Surabaya melalui Dinas PU Binamarga dan Pematusan.

Infrastruktur lainnya yang dibangun dalam penanganan banjir adalah tanggul laut. Banjir yang terjadi disurabaya tidak hanya terjadi dikarenakan oleh hujan saja, namun banjir rob juga menimpa warga surabaya yang tinggal di wiwlayah pesisir. Untuk mengatasi hal tersebut pemkot Surabaya sendiri membangun tanggul laut yang memiliki panjang sejauh 10km.

Dalam penanganan suatu permasalah perkotaan diperlukan perencanaan yang tepat. Efektifitas pembangunan infrastruktur dinilai oleh kepuasan warga perkotaan itu sendiri yang selanjutnya dutentukan oleh tingkat pelayanannya (Vanita Ahuja,2014). Manajemen infrastruktur terkadang dibagi ke dalam kategori manajemen sistem, manajemen jaringan, dan manajemen penyimpanan dan semua itu harus di kolaborasikan untuk dapat mencapai efektifitas dalam penggunaan dan pembanunan infrastruktur (searchcio.techtarget.com). Manajemen infrastruktur juga termasuk dalam pembiayaan infrastuktur itu sendiri, bagaimana investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan infrastruktur dapat memberikan dampak yang baik bagi sebuah lembaga/pemerintahan (dikutip dalam sebuah artikel di DMReview). Dalam konteks ini manajemen infrastruktur yang sudah diterapkan oleh pemerintah Surabaya dalam pembangunan dan perawatan infrastruktur penanganan banjir dapat di duplikasi oleh daerah lainnya, terutama dalam skema pembangunan yang tanpa melalui lelang melainkan swaloka.

Tinggalkan Balasan