SRAWUNGZKUY VOLUME 2 : EKONOMI DALAM TRANSPORTASI PUBLIK
Acara Srawungzkuy Volume 2

SRAWUNGZKUY VOLUME 2 : EKONOMI DALAM TRANSPORTASI PUBLIK

(dari kiri ke kanan) Mbak Sakinah dan Mas Tugas representasi Forum Diskusi Transportasi Surabaya (Transport for Surabaya) bersama Bro William Wirakusuma, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Bidang Transportasi ketika memaparkan materi diskusi dalam agenda SRAWUNGZKUY SERI SPESIAL TRANSPORTASI PUBLIK 

Salah satu penyedia layanan transportasi publik berbasis bus di Kota Surabaya, Teman Bus, beberapa waktu lalu mulai menetapkan tarif layanannya kepada pengguna setelah sebelumnya diberlakukan gratis. Tarif yang ditetapkan sebesar 6.200 rupiah yang jika dibandingkan dengan kota yang memiliki layanan serupa, menunjukkan bahwa Kota Surabaya menjadi salah satu kota yang memiliki tarif termahal. Padahal, aspek ekonomi menjadi salah satu pertimbangan dan preferensi masyarakat dalam menentukan moda transportasi. Tentunya, masyarakat lebih memilih moda yang paling efisien secara biaya. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana perspektif publik tentang biaya transportasi di Kota Surabaya. Seberapa besarkah biaya operasional tersebut perlu dibebankan kepada pengguna? Atau sebenarnya layanan transportasi publik ini memiliki peluang sebagai bisnis yang menguntungkan dalam jangka panjang?  

Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya, publik juga telah dikagetkan dengan kebijakan pemerintah perihal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terbilang mendadak. Kenaikan tersebut tentu akan menambah ongkos atau biaya operasional yang dibebankan kepada masyarakat yang memilih untuk bepergian dengan kendaraan pribadi. Padahal, seharusnya momen ini dapat dijadikan sebagai sebuah momentum pergeseran kendaraan pribadi kepada transportasi publik yang digadang lebih ekonomis. Namun, dengan ditetapkannya tarif baru bus Trans Semanggi tersebut apakah dapat menjamin pengguna akan tetap beralih memilih transportasi publik dan apakah keputusan ini sudah tepat guna dalam mendukung kemajuan moda transportasi publik sekaligus menanamkan kebiasaan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik di Kota Surabaya? 

Forum Diskusi Transportasi Surabaya (TFS) dalam perjalanannya menuju acara Srawungzkuy Volume 2. telah membuktikan bahwa berjalan kaki menuju pusat layanan transportasi publik dan menggunakan transportasi publik tersebut untuk mencapai tujuan lebih efisien dalam beberapa hal. Misalnya, kita menjadi tidak perlu membayar biaya retribusi parkir kendaraan, biaya reparasi dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada kendaraan, dan dari segi waktu akan lebih efisien karena dengan mengendarai transportasi publik kita dapat meminimalisir terjadinya kemacetan karena menumpuknya kendaraan pribadi. Pelopor komunitas diskusi transportasi tersebut berhasil menunjukkan bahwa biaya operasional yang dibebankan kepada penggguna atau masyarakat ketika menggunakan transportasi publik jika diakumulasikan dalam periode tahunan akan lebih hemat dari pada ketika menggunakan kendaraan pribadi.  

Salah satu hal paling sederhana yang dapat membuktikan bahwa menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian akan jauh lebih mahal daripada menggunakan transportasi publik adalah ketika kita harus bertanggung jawab untuk memberi asupan BBM kepada kendaraan kita dan memberikan perawatan serta pemeliharaan mesin atau bagian lainnya jika sewaktu-waktu mengalami kerusakan. Belum lagi, jika kelangkaan BBM menyebabkan harga bensin atau solar yang kita gunakan turut mengalami kenaikan justru hal ini akan menjadi boomerang bagi pengguna moda kendaraan pribadi.  

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Bidang Transportasi, William juga menjelaskan bahwa pada dasarnya pemerintah Kota Surabaya telah berupaya maksimal dalam mendukung bidang transportasi melalui subsidi pada penyediaan layanan transportasi berbasis bus, Suroboyo Bus dengan menggelontorkan sebanyak 40 miliar rupiah untuk menyediakan sekitar 28 bus tipe big bus yang dijalankan pada rute-rute perjalanan dalam Kota Surabaya. Tidak dapat dipungkiri, hal ini menjadi bukti usaha pemerintah Kota Surabaya dalam memfasilitasi pengguna transportasi publik serta mendukung pergeseran penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik. 

Srawungzkuy Volume 2 ini merupakan salah satu rangkaian diskusi terbuka yang difasilitasi oleh Departemen Kajian Strategis HMPL ITS dalam menanggapi dan mengkaji isu-isu strategis seputar keilmuan perencanaan wilayah dan kota, tidak terkecuali topik transportasi publik yang menjadi tema acara ini. 

Tinggalkan Balasan