Covid-19 di Indonesia Semakin Parah, Siapa yang Salah?

Covid-19 di Indonesia Semakin Parah, Siapa yang Salah?

Ilustrasi Covid-19 di Indonesia

PWK ITS, BMS News – Sejak Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan dua kasus pertama virus Covid-19 di Indonesia, banyak masyarakat yang mulai panik akan keadaan. Namun setelah berbulan-bulan kegiatan dirumahkan, masyarakat bak dilanda kebosanan yang menjadi alasan mulai berkegiatan tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Lalu siapa yang patut disalahkan? Keadaan? Atau malah Tuhan?

Menurut data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hari ini Sabtu (12/9) menunjukkan penambahan jumlah masyarakat terkonfirmasi positif sebanyak 3.806 orang. Hal ini menunjukkan masih banyaknya penambahan masyarakat positif setiap harinya. Entah akibat klaster baru yang terus bermunculan atau hanya penambahan data semata.

Posisi ini menjadikan Indonesia harus terima menjadi daftar ‘blacklist’ dunia. Pasalnya angka penularan virus Corona di Indonesia masih terus meningkat dan bahkan hampir setiap hari menyentuh angka tiga ribu jiwa. Bahkan data yang dilansir Jawa Pos menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat dunia dalam reputasi penanganan virus corona.

Dari sini Indonesia wajib membuka mata bahwa kali ini negeri tercinta sedang dihukum dunia. Sudah terlalu lama Indonesia berkutat dengan virus yang awalnya dari negeri China. Sangat perlu negara ini berbenah, merelakan ekonomi yang selalu dibawa kemana-kemana dalam mengambil sebuah kebijakan negara.

Lihatlah Jepang ataupun Singapura, sebagai sebuah negara yang mengutamakan nyawa dibanding devisa belaka. Untuk apa terlalu lama menunggu tanpa melakukan apa-apa, toh pada akhirnya jurang resesi juga masih terbuka. Makanya, pemerintah sebagai tiang utama haruslah berani bertindak mau dibawa ke arah mana Indonesia. Antara manusia ataukah uang negara?

Tak perlu muluk-muluk soal kebijakan yang ditetapkan, cukup dengan menaati aturan saja dirasa sudah sedikit aman. Tak perlu juga banyak perdebatan soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, paling penting protokol kesehatan terus dijalankan. Ingatlah, sudah berapa nyawa tak terselamatkan akibat penambahan yang terus signifikan.

Masyarakat sebagai motor perubahan harus sadar akan bahaya didepan. Jangan hanya mementingkan ego semata dan menjadi apatis tak peduli dengan mereka yang berjuang. Tidak susah tetapi juga tidak mudah untuk saling menjaga kebersihan dan kesehatan. Sebab di tengah vaksin yang belum ditemukan hati masih terasa bimbang.

Namun, coba buka mata buka hati, bagaimana garda terdepan sudah banyak yang berguguran. Setiap hari harus berjuang berlalu lalang melihat korban berjatuhan dengan masih menggunakan alat pelindung diri berpanas-panasan. Mari menjadi simpatisan yang selalu menanamkan apa yang dianjurkan demi kemaslahatan. Bukan malah ingkar demi kepentingan yang ingin diselesaikan dan kebahagiaan golongan. Bersatu bersama dalam kekuatan melawan virus yang belum terkendalikan tanpa harus saling menyalahkan.

 

Ditulis oleh:

Mukhammad Akbar Makhbubi

08211940000021

Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota 2019

Tinggalkan Balasan